Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Halo, selamat datang di menurutguru.site! Pernahkah kamu merasa bingung tentang apa sebenarnya wawancara itu? Atau mungkin kamu sedang mempersiapkan diri untuk sebuah wawancara penting dan ingin memahami lebih dalam esensi dari proses ini? Jangan khawatir, kamu berada di tempat yang tepat!

Di artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian wawancara menurut para ahli. Kita tidak hanya akan menyajikan definisi-definisi kering, tapi juga menjelajahi berbagai aspek menarik seputar wawancara, mulai dari tujuan, jenis, hingga teknik-teknik penting yang perlu kamu ketahui.

Kami menyadari bahwa mencari informasi yang komprehensif tentang suatu topik bisa jadi melelahkan. Itulah mengapa kami hadir untuk menyediakan panduan lengkap dan mudah dipahami, sehingga kamu bisa mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengertian wawancara menurut para ahli tanpa perlu bersusah payah. Yuk, simak selengkapnya!

Mengapa Penting Memahami Pengertian Wawancara?

Sebelum kita menyelami definisi pengertian wawancara menurut para ahli, mari kita pahami dulu mengapa pemahaman ini begitu penting. Wawancara adalah bagian tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan kita.

Mulai dari proses penerimaan kerja, riset akademis, hingga jurnalisme, wawancara memegang peranan krusial dalam mengumpulkan informasi, membangun hubungan, dan membuat keputusan penting. Memahami pengertian wawancara menurut para ahli akan membekalimu dengan pengetahuan yang solid untuk berpartisipasi secara efektif dalam setiap proses wawancara yang kamu hadapi.

Dengan pemahaman yang baik, kamu akan lebih percaya diri, mampu berkomunikasi dengan lebih efektif, dan pada akhirnya, mencapai tujuanmu dalam wawancara tersebut.

Definisi Wawancara Menurut Para Ahli: Perspektif Beragam

1. Wawancara Menurut Norman (2007)

Norman (2007) mendefinisikan wawancara sebagai percakapan yang terencana dan bertujuan. Lebih lanjut, Norman menekankan bahwa wawancara bukan sekadar obrolan santai, melainkan interaksi yang dirancang untuk menggali informasi spesifik dari narasumber. Dalam pandangan Norman, persiapan yang matang dan fokus pada tujuan wawancara adalah kunci keberhasilan.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa setiap pertanyaan yang diajukan harus relevan dengan tujuan wawancara. Pewawancara harus mampu mengarahkan percakapan secara efektif, sambil tetap memberikan ruang bagi narasumber untuk menyampaikan pandangan mereka secara bebas.

Pandangan Norman menekankan pentingnya perencanaan dan tujuan yang jelas dalam sebuah wawancara. Ini membantu pewawancara untuk fokus pada informasi yang relevan dan memaksimalkan waktu yang tersedia.

2. Wawancara Menurut Patton (2002)

Patton (2002) melihat wawancara sebagai alat pengumpulan data kualitatif yang kuat. Menurutnya, wawancara memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang perspektif, pengalaman, dan keyakinan narasumber. Patton menekankan pentingnya membangun hubungan baik dengan narasumber agar mereka merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi informasi.

Dalam pandangan Patton, wawancara bukan hanya tentang mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban, tetapi juga tentang mendengarkan secara aktif dan memahami konteks di balik jawaban tersebut. Pewawancara harus mampu menggali lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan lanjutan yang relevan dan sensitif.

Patton juga menekankan pentingnya etika dalam wawancara. Pewawancara harus menghormati hak-hak narasumber, menjaga kerahasiaan informasi, dan memastikan bahwa narasumber memahami tujuan dan prosedur wawancara.

3. Wawancara Menurut Guba dan Lincoln (1981)

Guba dan Lincoln (1981) mendefinisikan wawancara sebagai proses interaksi antara pewawancara dan narasumber yang bertujuan untuk menggali informasi dan memahami fenomena tertentu. Mereka menekankan bahwa wawancara adalah proses yang konstruktif, di mana makna dibangun bersama oleh pewawancara dan narasumber.

Dalam pandangan Guba dan Lincoln, pewawancara bukan hanya sebagai pengumpul informasi pasif, tetapi juga sebagai partisipan aktif dalam proses konstruksi makna. Pewawancara harus mampu mengajukan pertanyaan yang memprovokasi pemikiran, merangsang diskusi, dan membantu narasumber untuk merefleksikan pengalaman mereka.

Guba dan Lincoln juga menekankan pentingnya konteks dalam wawancara. Pewawancara harus memahami latar belakang, nilai-nilai, dan budaya narasumber agar dapat menafsirkan informasi yang diperoleh dengan tepat.

Jenis-Jenis Wawancara: Dari Formal Hingga Informal

Wawancara memiliki berbagai jenis, masing-masing dengan karakteristik dan tujuan yang berbeda. Memahami jenis-jenis wawancara ini akan membantumu untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik.

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan diajukan secara berurutan kepada semua narasumber. Jenis wawancara ini sangat berguna untuk mengumpulkan data yang konsisten dan dapat dibandingkan dari berbagai narasumber.

Pertanyaan dalam wawancara terstruktur biasanya bersifat tertutup, dengan pilihan jawaban yang terbatas. Hal ini memudahkan pewawancara untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan yang objektif.

Wawancara terstruktur sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, survei, dan proses seleksi karyawan yang membutuhkan standardisasi.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara memiliki fleksibilitas untuk mengajukan pertanyaan secara spontan dan menyesuaikan alur percakapan dengan respon narasumber. Jenis wawancara ini sangat berguna untuk menggali informasi mendalam dan memahami perspektif narasumber secara holistik.

Pertanyaan dalam wawancara tidak terstruktur biasanya bersifat terbuka, yang memungkinkan narasumber untuk memberikan jawaban yang panjang dan detail. Pewawancara harus memiliki kemampuan mendengarkan yang baik dan mengajukan pertanyaan lanjutan yang relevan untuk menggali informasi lebih lanjut.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian kualitatif, eksplorasi ide, dan konseling.

3. Wawancara Semi-Terstruktur

Wawancara semi-terstruktur adalah kombinasi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan panduan, tetapi juga memiliki fleksibilitas untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau mengubah urutan pertanyaan sesuai dengan kebutuhan.

Jenis wawancara ini sangat berguna untuk mengumpulkan data yang konsisten sekaligus memungkinkan pewawancara untuk menggali informasi mendalam.

Wawancara semi-terstruktur sering digunakan dalam penelitian campuran (mixed methods), evaluasi program, dan investigasi kasus.

Teknik-Teknik Penting dalam Wawancara

Selain memahami pengertian wawancara menurut para ahli dan jenis-jenisnya, penting juga untuk menguasai teknik-teknik penting dalam wawancara agar kamu dapat memperoleh informasi yang akurat dan relevan.

1. Mendengarkan Aktif

Mendengarkan aktif adalah teknik mendengarkan dengan penuh perhatian dan berusaha memahami perspektif narasumber. Hal ini melibatkan memberikan perhatian penuh, mengajukan pertanyaan klarifikasi, dan merespon secara empatik.

Mendengarkan aktif membantu membangun hubungan baik dengan narasumber dan mendorong mereka untuk berbagi informasi secara lebih terbuka.

Contohnya, setelah narasumber selesai berbicara, kamu bisa merangkum apa yang mereka katakan dengan kalimat seperti, "Jadi, yang Anda maksud adalah…".

2. Mengajukan Pertanyaan yang Efektif

Pertanyaan yang efektif adalah pertanyaan yang jelas, relevan, dan mendorong narasumber untuk memberikan jawaban yang detail. Hindari pertanyaan yang bersifat ambigu, menggiring, atau terlalu pribadi.

Gunakan pertanyaan terbuka (yang membutuhkan jawaban yang panjang dan detail) untuk menggali informasi mendalam dan pertanyaan tertutup (yang membutuhkan jawaban singkat dan spesifik) untuk mengkonfirmasi fakta.

Contoh pertanyaan terbuka: "Dapatkah Anda ceritakan pengalaman Anda dalam proyek ini?" Contoh pertanyaan tertutup: "Apakah Anda menggunakan software ini sebelumnya?".

3. Mencatat dan Menganalisis Data

Penting untuk mencatat informasi yang relevan selama wawancara, baik secara manual maupun menggunakan alat bantu seperti perekam suara. Setelah wawancara selesai, luangkan waktu untuk menganalisis data dan mengidentifikasi tema-tema penting.

Gunakan catatan lapangan, transkrip wawancara, dan kode-kode untuk mengorganisasikan data dan membuat kesimpulan yang valid.

Pastikan untuk menjaga kerahasiaan data dan menghormati hak-hak narasumber.

Tabel Rangkuman Definisi Wawancara Menurut Para Ahli

Ahli Definisi Wawancara Fokus Utama
Norman (2007) Percakapan terencana dan bertujuan untuk menggali informasi spesifik. Perencanaan, Tujuan yang jelas.
Patton (2002) Alat pengumpulan data kualitatif yang kuat untuk memahami perspektif dan pengalaman narasumber. Hubungan baik dengan narasumber, pemahaman mendalam.
Guba dan Lincoln (1981) Proses interaksi antara pewawancara dan narasumber untuk menggali informasi dan memahami fenomena tertentu, di mana makna dibangun bersama. Konstruksi makna bersama, konteks, partisipasi aktif pewawancara.

Kesimpulan

Memahami pengertian wawancara menurut para ahli adalah kunci untuk menjadi pewawancara yang efektif dan berpartisipasi secara sukses dalam berbagai proses wawancara. Dengan memahami definisi, jenis, dan teknik-teknik penting dalam wawancara, kamu akan lebih percaya diri dan mampu mencapai tujuanmu.

Terima kasih telah mengunjungi menurutguru.site! Kami harap artikel ini bermanfaat bagi kamu. Jangan lupa untuk terus mengunjungi blog kami untuk mendapatkan informasi menarik dan bermanfaat lainnya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Berikut adalah 13 pertanyaan umum tentang pengertian wawancara menurut para ahli beserta jawabannya:

  1. Apa itu wawancara menurut ahli secara umum? Wawancara adalah percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari narasumber.

  2. Apa tujuan utama dari wawancara? Tujuan utama adalah untuk mengumpulkan data, memahami perspektif, atau membuat keputusan.

  3. Apa perbedaan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur? Wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan yang tetap, sedangkan tidak terstruktur lebih fleksibel.

  4. Mengapa penting untuk mendengarkan aktif dalam wawancara? Mendengarkan aktif membantu membangun hubungan baik dan memperoleh informasi yang lebih akurat.

  5. Bagaimana cara mengajukan pertanyaan yang efektif? Pertanyaan harus jelas, relevan, dan mendorong jawaban yang detail.

  6. Apa itu wawancara semi-terstruktur? Kombinasi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

  7. Apa yang harus dilakukan setelah wawancara selesai? Menganalisis data dan membuat kesimpulan.

  8. Apa pentingnya persiapan sebelum wawancara? Persiapan membantu pewawancara untuk mengajukan pertanyaan yang relevan dan memaksimalkan waktu.

  9. Bagaimana cara mengatasi rasa gugup saat wawancara? Latihan, persiapan yang matang, dan fokus pada tujuan wawancara.

  10. Apa peran etika dalam wawancara? Menghormati hak-hak narasumber dan menjaga kerahasiaan informasi.

  11. Apa saja contoh pertanyaan terbuka dalam wawancara? "Dapatkah Anda ceritakan pengalaman Anda…?" atau "Apa pendapat Anda tentang…?".

  12. Apa saja contoh pertanyaan tertutup dalam wawancara? "Apakah Anda setuju?" atau "Apakah Anda pernah menggunakan…?".

  13. Mengapa pemahaman tentang wawancara penting dalam dunia kerja? Wawancara sering digunakan dalam proses rekrutmen, evaluasi kinerja, dan pengembangan karyawan.